Orang yang berpenghasilan “bagus” tentu lebih suka berbelanja di supermarket daripada pasar tradisional. Terutama, karena belanjaan yang dijajakan disana dibersihkan sedemikian rupa. Tapi justru pengemasan di supermarket ini membuat sampah lebih cepat menggunung. Misalnya kol yang dijajakan di supermarket. Disana lembaran kulit kol sudah terbuang setengahnya. Padahal jika belanja di pasar tradisional, lembaran kulit kol paling banyak terbuang hanya sepertiganya. Jadi semakin banyak konsumen yang berbelanja kol di supermarket akan semakin banyak sampah daun kol sortiran supermarket.
Memang pemakaian plastik di negara kita sudah sedemikian kuatnya. Mari kita bandingkan dengan negara lain, misalnya India. Dinegara ini bila berbelanja di pasar tradisional, ditoko souvenir untuk wisatawan, atau membeli obat diapotik, barang-barang yang anda beli itu hanya dibungkus dengan kertas. Itupun kertas tipis. Selain plastik kita juga tidak dapat menghindar dari bahan sampah lain. Jadi betapa pentingnya pengelolaan sampah dilingkungan kita. Karena itu pisahkanlah sampah organik dengan sampah anorganik . sampah anorganik pun masih dapat dipilah berdasarkan jenisnya.
SAMPAH ORGANIK
SAMPAH ANORGANIK
Plastik, botol minyak wangi disket baterei, tutup plastik, botol spray, oli, herbisida, kaleng cat bekas, besi tua dan pecahan gelas tidak hancur dengan tanah. Penanganan sampah ini memang cukup sulit karena membutuhkan pengetahuan tentang bahan kimia. Cara paling aman anda pisahkan sampah-sampah itu sesuai dengan jenisnya. Plastik dengan sesama plastik, botol dengan botol, atau kertas dengan kertas, setelah itu dijual ke tukang luak. Mereka lebih tau bagaimana cara mengelola sampah.
Bila anda mau membakarnya, pilihlah bahan-bahan yang aman, misalnya plastik-plastik tipis atau kertas. Jangan mudah membakar sampah anorganik seperti baterai atau botol bekas spray atau bahan-bahan kimia. Semuanya bisa menimbulkan gas beracun atau ledakan kecil. Bahkan plastik yang dibakar pun diduga dapat menimbulkan kangker.
Sumber : Majalah Human edisi 2002
Tidak ada komentar:
Posting Komentar