Minggu, 20 Januari 2008

Diet Tepat Untuk Asam Urat

Orang sering takut makan jika sudah terkena penyakit, salah satunya gout (asam urat). Mau mencicipi daging, emping atau durian takut kumat. Beberapa jenis tanaman memang mesti dihindari, tetapi bukan berarti harus diet ketat, lalu tidak bisa mencecap enaknya makanan.

“Habis, kalau sudah kumat, sakitnya luar biasa. Mending enggak menyentuh makanan enak”, ujar pembaca. Makanan enak yang dimaksud contohnya daging bebek, angsa dan burung, kerang, otak, melinjo, makanan dan minuman beragi seperti tapai, brem dan alkohol.

Tampaknya hidangan yang serba lezat. Itu sebabnya gout dikenal sebagai penyakit para raja, dan juga rajanya penyakit. Itu karena bila nyeri sudah menyerang, sakitnya sungguh hebat tak tertahankan.

Ditusuk Jarum

Gout adalah bentuk arthristis akibat terjadi pengkristalan asam urat pada persendian, umumnya dipergelangan kaki dan jari-jari kaki. Kadar asam urat tinggi dalam darah karena kegemukan, konsumsi alkohol berlebihan, diet tinggi purin dan lain-lain.

Normalnya, kata Dr. Handrawan Nadesul, kadar asam urat dalam tubuh kita antara 3-7 mg/dL. “Bila asam urat lebih dari tujuh, orang dikategorikan mengidap asam urat tinggi. Artinya metabolisme purin dalam tubuhnya terganggu”, imbuhnya.

Kadar asam urat tinggi ini bila dibiarkan dapat menimbulkan keluhan nyeri pada sendi dan otot seperti ditusuk-tusuk dengan jarum, juga bisa membentuk kristal urat batu kemih. Persendian juga akan tampak bengkak dan merah meradang. Dan kalau tersentuh sedikit saja, nyerinya luar biasa. Selain bengkak, kaku, kemerahan dan nyeri hebat, bila serangan gout kerap terjadinya, dapat menimbulkan kerusakan sendi secara permanent.

Pada pasien gout, kadar asam urat dalam tubuh meningkatkan keasaman urine yang dikeluarkan ginjal. Kondisi ini memungkinkan timbulnya batu gunjal.

Dalam jurnal Neurology bahkan dinyatakan, kadar asam urat yang tinggi juga bisa meningkatkan resiko terkena stroke ringan yang dapat menyebabkan kemunduran mental pada lansia. Para peneliti dari Jhons Hopkins University memenukan, pada orang usia di atas 60 tahun, dengan kadar asam urat tinggi, memperlihatkan kejadian stroke ringan daripada yang kadar asam uratnya lebih rendah.

Tim yang sama juga mendapati hubungan antara kadar asam urat yang meningkat dengan rendahnya kemampuan dalam tes memori dan kecepatan berpikir. “Kami menemukan kadar asam urat berkaitan dengan dua gangguan kognitif sedang, juga stroke ringan. Kami memang harus mempelajari lebih jauh bagaimana keterkaitan itu berlangsung”, kata ketua tim peneliti, Dr. David Schretlen.

Jangan Ketat

Penderita gout dianjurkan mengonsumsi obat-obatan untuk meningkatkan pengeluaran asam urat dari tubuh, contohnya allopurinol, clofibrate dan warfarine. Disamping itu mengubah pola makan sangatlah penting, misalnya menghindari makanan berat yang tinggi lemak dan protein.

Minuman beralkohol termasul wine, juga harus dicoret dari menu karena dapat mempengaruhi ekskresi asam urat. Sebaliknya diharuskan banyak minum air putih untuk membantu pengeluaran asam urat dari tubuh.

Apabila mengalami kegemukan, pasien gout sebaiknya berusaha untuk mencapai berat badan ideal secara perlahan (penurunan maksimal 0,5 kilo per minggu). Hal ini dapat dicapai tentu dengan melakukan diet sehat seimbang dipadu olah raga teratur, misalnya jalan kaki.

Sangat tidak dianjurkan melakukan puasa atau diet ketat. Diet atau puasa ketat justru akan menambah kadar asam urat dalam darah. Itu karena dalam kondisi puasa, tubuh akan memecah lebih banyak otok ketimbang lemak dan lebih banyak lagi keton tubuh akan dibuat. Padahal, keton ini akan menghambat pengeluaran asam urat. Penderita asam urat yang hanya mengonsumsi sangat rendah kalori (kurang dari 900 kalori per hari) kadar asam uratnya akan mudah meningkat.

Penulis : E. Saptorini
Sumber : Gaya Hidup Sehat, No.444/ 18-24 Januari 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar